KOMPAS.com - Siapa bilang yang deg-degan melajang di usia 30 tahun hanya kaum perempuan? Kaum pria pun mengalami hal yang sama. Banyak faktor yang mendorong mereka untuk khawatir, selain dari dalam diri mereka sendiri, faktor dari luar juga tak kalah menakutkan.
Apa yang membuat mereka khawatir? Ikhsan (32 tahun) adalah salah satu di antaranya. Lulusan fakultas hukum yang sudah memperoleh gelar master ini sudah tak lagi nyaman menjalani hari-harinya. Pertama, adik laki-laki yang empat tahun lebih muda darinya sudah menikah. Sebagai anak tertua, orangtuanya selalu mempertanyakan kapan dia akan menyusul.
Ikhsan bukannya tidak mau. Bahkan beberapa tahun yang lalu dia sebenarnya sempat mempersiapkan pernikahan yang matang. Semua sudah siap, tapi kemudian dibatalkan oleh pihak perempuan menjelang hari H. Sejak itu pula ia trauma memulai hubungan baru. Tak terasa, waktu pun terus berlalu, dan Ikhsan tetap melajang.
Itu merupakan dorongan dari dalam diri yang kadang sulit dia kontrol, dan kerap membuatnya was-was. Sementara faktor dari luar, adalah ketidakmampuannya memahami kaum perempuan. Ini dialami ketika dia kembali menjalin hubungan serius. Perempuan yang dihadapinya punya gaya hidup lebih tinggi, sementara secara finansial Ikhsan tidak bisa mengikuti.
Untuk menikah, Ikhsan sadar tidak bisa sekadar bermodal cinta, tapi jauh lebih besar dari itu. Ada juga pertimbangan finansial yang mapan, sementara perempuan yang ia temui dan sukai punya gaya hidup yang menuntut modal besar. Ikhsan lagi-lagi mesti dikecewakan, dan lagi-lagi waktu terus berjalan.
Hal serupa juga dialami Zacky (33 tahun). Sebagai anak laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara, dia mau tidak mau mesti menghadapi kenyataan bahwa adik-adiknya akan menikah. Zacky khawatir bila ada pertemuan keluarga, dia akan dikira tidak laku atau menyukai sesama jenis. Alasan kedua membuatnya lebih tertekan.
Kekhawatiran itu kemudian makin menjadi ketika sudah berkumpul dengan teman-teman lama yang rata-rata sudah menikah. Bahkan beberapa di antara mereka memiliki anak. Mereka selalu ingin tahu siapa kekasihnya sekarang, bahkan menjodohkannya dengan siapa saja yang masih melajang. Bukannya senang, terus terang Zacky merasa terhina dengan tawaran perjodohan tersebut. Kenapa sih sampai harus dicarikan pacar?
Tetapi kenyataannya dia memang masih melajang sampai sekarang. Kisah cinta yang kandas karena kekasih memilih pria lain untuk menikah membuatnya susah mencari pengganti. Kalaupun ingin, dia mencari yang satu tipe, dan ia sadar betul hal itu tidak akan mungkin terjadi. Karenanya kemudian, meski sudah mencoba sekali atau dua kali menjalani pendekatan akhirnya tidak pernah ada yang melangkah ke jenjang yang lebih serius.
Sementara, rutinitas kerja sebagai salah satu editor di media massa membuatnya punya dunia sendiri. Makin lama ia makin jarang berkumpul teman-temannya, dan tidak lagi percaya dengan biro jodoh. Teman-teman lamanya karena sudah berkeluarga pun jadi jarang berkumpul. Apakah kemudian ia harus menerima tawaran untuk dijodohkan, ini pun masih jadi persoalan buatnya.
Lagi-lagi waktu terus berjalan. Dan seperti juga kaum perempuan pada umumnya, Ikhsan dan Zacky juga manusia biasa. Mereka pria-pria yang sedang dilanda kekhawatiran di usia 30 tahun. Ribet, ya?
Editor :
Dini
http://female.kompas.com/read/xml/2013/04/08/20010892/Yang.Dikhawatirkan.Pria.di.Usia.30