KOMPAS.com – Bagi sebagian perempuan, memotong rambut mungkin sekadar sebagai cara untuk memberikan penampilan baru. Lain halnya dengan Ivy Batuta, yang menganggap memotong rambut sama seperti filosofi hidup.
Perempuan yang berprofesi sebagai MC ini mengaku senang akhirnya bisa memotong rambut panjangnya. Karena, baginya mempertahankan rambut panjang sama seperti filosofi hidup, seperti orang yang berada di zona nyaman, dan belum mau beranjak untuk ke tahap yang lebih menantang.
"Jadi ini bagus buat saya, karena saya orangnya suka mikir-mikir kalau mau melakukan perubahan pada penampilan. Palingan, kalau ada yang berubah dari rambut hanya sebatas mewarnai rambut," ujarnya saat bertemu di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Senin (26/8/2013) kemarin.
Ivy mengaku butuh waktu dan keterbiasaan untuk beradaptasi terhadap perubahan gaya rambutnya. Maklum, dari dulu ia selalu berambut panjang.
"Dulu rambut aku panjang, dan sekarang pendek. Walau suka merasa aneh, tapi ternyata bagus juga," imbuhnya.
Sebenarnya perempuan 35 tahun ini senang bereksperimen dengan rambutnya. Pewarnaan rambut menjadi salah satu eksperimen yang sering ia lakukan. Untuk urusan tersebut ia selalu menyerahkan pada ahli pewarnaan rambut.
"Dulu pernah mewarnai rambut, ternyata hasilnya jelek. Akibatnya sewaktu mau mewarnai lagi saya jadi sedikit takut. Tapi ternyata hairdresser saya bilang kalau rambut saya tidak cocok dengan warna dingin, dan lebih cocok warna hangat seperti bronze," ujar perempuan berdarah Minangkabau ini.
Editor :
Felicitas Harmandini
http://female.kompas.com/read/xml/2013/08/27/1604493/Ivy.Batuta.Masih.Ragu.Berambut.Pendek