KOMPAS.com - Orangtua yang tak bisa mengontrol amarahnya, dan sering menumpahkannya kepada anak bisa menimbulkan efek fisik kepada anak. Umumnya, efek fisik muncul dalam bentuk psikosomatis, yaitu gejaka penyakit fisik yang diakibatkan adanya masalah psikis. Salah satunya anak menjadi sangat pencemas atau memiliki perasaan cemas berlebihan.
Seringnya anak menerima amarah membuat anak terus berpikir apakah pekerjaannya sudah sesuai dengan yang diinginkan orangtua atau tidak. Ia kemudian khawatir dimarahi, cemas, yang jika terus didiamkan bisa menjadi berlebihan atau anxietas. Anak juga akan mudah khawatir dalam hal apa pun.
Gejala fisik lain pun bisa muncul, seperti: anak menjadi sulit tidur, mudah pusing, mual, sakit perut, diare, tidak nafsu makan, daya tahan tubuh lemah sehingga mudah sakit, keluar banyak keringat, dan sebagainya.
Untuk menyembuhkan dan menghilangkan gangguan tersebut, orangtua harus menghilangkan penyebabnya terlebih dahulu. Jika terkait dengan kemarahan orangtua yang destruktif dan tidak terkontrol baik, maka orangtua harus mengubah perilakunya tersebut.
Terapkan manajemen marah dengan baik, boleh marah namun tanpa emosi. Kemudian lakukan pendekatan ke anak secara bijaksana, bangun komunikasi dua arah, serta pahami perkembangan dan pertumbuhan anak.
Jika dilakukan optimal, gangguan fisik secara perlahan akan hilang. Tentu, orangtua perlu mengatasi efek psikomatis yang sedang berlangsung dengan membawa anak ke dokter untuk mengatasi pusing, mual, diare, dan sebagainya sambil orangtua terus memperbaiki sikap.
Editor :
Wawa
http://female.kompas.com/read/xml/2013/07/10/1708283/Sering.Kena.Marah.Anak.Bisa.Alami.Gangguan.Fisik