Kemalasan ini jika tak ditangani segera dapat membuat aktivitas anak terganggu, rutinitasnya menjadi tidak teratur, dihukum gara-gara tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mainan atau barang miliknya ketinggalan bahkan hilang, dan sebagainya. Yang lebih merugikan, anak tidak mendapatkan pengetahuan, keterampilan, atau ilmu baru dari sebuah pekerjaan lantaran kemalasannya.
Apa yang dapat orangtua lakukan? Irawati Istadi, SPd, penulis buku Ayo Marah (Buku Komplet Manajemen Marah), menyarankan perbaiki cara orangtua meminta kepada anak. Hindari perintah yang terkesan sewenang-wenang, penjelasan yang menggurui, atau kemarahan yang justru membuat anak menjadi antipati. Jika ingin memintanya melakukan sesuatu, lakukan dengan santun. Atau ajak anak melakukan sesuatu secara berbarengan sehingga ia merasa tidak diperintah. Cara-cara seperti ini biasanya lebih mudah diterima anak sehingga ia mampu melakukan sesuatu secara sukarela.
Tidak bersemangat
Tentu saja kemarahan orangtua yang emosional akan menghilangkan mood anak. Selain malas, ia pun tidak semangat melakukan segala sesuatu. Akibatnya, hari-harinya terbuang percuma tanpa aktivitas, bahkan emosinya pun makin larut dalam suasana negatif.
Ketidaksemangatan ini mirip dengan malas melakukan sesuatu sehingga cara mengatasinya pun mirip dengan cara yang dilakukan terhadap kemalasan anak.
(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki)
Editor :
Wawa
http://female.kompas.com/read/xml/2013/07/11/1106051/Anak.Malas.karena.Sering.Dimarahi