Harian Al Wathan edisi 11 Februari 2013 memuat pernyataan Koordinator Umum Gerakan Nasional Mesir dan Ketua Dewan Pembina Ibnu Khaldun Center- Mesir, Saad El Din Ibrahim, bahwa adanya suara dan dukungan dari kekuatan oposisi terkait ide percepatan pilpres. Dalam bahasa tersirat mereka mengingainkan Morsi segera mengundurkan diri. Walaupun wacana di lapangan menunjukkan bahwa kubu oposisi tak satu suara dalam hal ini.
Sebagaimana dilansir harian Al Hurriyah wa Al Adalah edisi 11 Februari 2013 bahwa telah terjadi perbedaan sikap di tubuh oposisi, khususnya petinggi Front Penyelamat Nasional (NSF). Presiden Partai Muktamar, Amr Mousa menegaskan bahwa pemerintahan Mesir tetap berlanjut sampai akhir periode selama 4 tahun dan menolak upaya pelengseran presiden atau mempercepat pelaksanaan pemilu presiden. Mayoritas petinggi NSF sepakat dengan Amr Mousa, kecuali Hamden Sabbahi yang menginginkan pemilu presiden dipercepat.
Lalu bagaimana hasil jajak pendapat yang dilakukan Posner? Tak disampaikan seperti apa mekanisme yang dia lakukan dan apa hasilnya. Namun dalam kesempatan itu Posner justru menyampaikan dukungan Washington terhadap percepatan pelaksanaan Pilpres di Mesir senada dengan isu yang berkembang.
Benarkah demikian? Artinya kedatangan Posner ke Kairo bukan mencari keseimpulan, tapi membawa kesimpulan. Atau mungkin saja menemukan kesimpulan yang langsung disepakati oleh Barrack Obama. Tapi apakah jajak pendapat yang dilakukan telah memenuhi standar? Ada indikasi bahwa pendekatan pertama lebih masuk akal.
Hal ini menjadi tanda tanya besar terhadap sikap Washington dalam mendukung peran IM di negara Arab Spring, khususnya Mesir. Dukungan Washington terhadap ide percepatan pemilu ini jelas sangat menguntungkan posisi kubu oposisi (NSF). Apakah penguasa Paman Sam mulai memperlihatkan hasratnya yang selama ini ditutupi dengan kedok dukungan kebangkitan demokrasi? Apakah pendekatan terhadap pemerintahan Mesir dan IM hanya sandiwara?
Sumber