Organisasi yang bergerak dalam perlindungan anak dalam pernyataan persnya mengatakan, Mustafa Wahdan (9 tahun) sedang berjalan dari tempat kakaknya yaitu tempat pencucian mobil, sekitar 300 meter dari penjara Over. Saat terjadi kerusuhan anak tersebut terpaksa belindung di tempat yang dekat yang penuh tembakan gas air mata dan peluru.
Saat itu, tentara Zionis tatkala melihat Mustafa segera mengampirinya dan menodongkan senjatanya agar menaruh tanganya di belakang punggungnya. Kemudian tentara tersebut menjadikan Mustafa sebagai tameng hidup selama beberapa jam lamanya untuk mennghadang serangan para pemuda Palestina, sambil menembakan gas air mata dan peluru karetnya kea rah demonstran. Setiap kali mereka mau melontarkan gas air mata, mereka menjadikanya sebagai tameng untuk menghadang serangan batu dari kelompok demonstran. Oleh karena itu, Mustafa sangat ketakutan, kalau-kalau ada batu maupun botol yang menimpanya. Hingga kini, Mustafa masih trauma, apalagi saat seorang serdadu menodongkan senjatanya kea rah wajahnya.