Tuesday, February 22, 2011

Beranda » Tikar Menjadi Alat Sederhana Pejuang Islamis Mali Hindari Serangan ‘Drone’

Tikar Menjadi Alat Sederhana Pejuang Islamis Mali Hindari Serangan ‘Drone’

KEBERHASILAN pejuang Islamis Mali meninggalkan kota-kota yang mereka duduki akhirnya terungkap. Hal itu terjadi setelah pasukan Prancis menemukan beberapa dokumen yang tertinggal milik kelompok pejuang tersebut. Salah satu dokumen yang ditemukan menyebutkan tips-tips untuk menghindari serangan drone atau pesawat tanpa awak.

Ada 22 tips dari dokumen yang ditemukan yang menjelaskan cara menghindari serangan pesawat drone – termasuk satu tips yang diyakini berasal dari Usamah bin Ladin. Dokumen itu sendiri ditemukan tersembunyi di dalam sebuah amplop manila di sebuah bangunan yang ditinggalkan oleh pejuang Islamis Mali.
Banyak tips yang kesannya sederhana yang dipaparkan dalam dokumen itu namun sangat efektif untuk menghindari serangan pesawat tanpa awak, seperti bersembunyi di bawah pohon yang lebat (yang konon tips ini berasal dari Usamah bin Ladin), menyiapkan sebuah ‘pertemuan’ palsu menggunakan boneka untuk menyesatkan musuh, tidak bepergian pada malam hari, atau membuat kamuflase untuk bangunan dan kendaraan.

Namun satu tips yang menarik dalam menghindari serangan drone adalah menggunakan tikar. Para pejuang Islamis Mali sebelum meninggalkan kota-kota yang mereka duduki dilaporkan mampir dahulu ke pasar untuk membeli banyak tikar yang terbuat dari anyaman rumput-rumput kering padang pasir.

Tikar-tikar yang mereka beli itu mereka pakai untuk menutupi mobil-mobil mereka sehingga membentuk semacam carport alami, yang ternyata cara ini terbukti berhasil mengelabui sensor deteksi dari pesawat drone yang sedang memantau dari udara.

Beberapa tips ini mencerminkan bagaimana Al-Qaidah di Afrika Utara mengantisipasi intervensi militer yang akan menggunakan drone, pada saat medan pertempuran dalam perang melawan teror di seluruh dunia bergeser menggunakan pesawat tak berawak daripada menggunakan pasukan lapangan.

Dokumen tersebut juga menunjukkan adanya koordinasi antara cabang-cabang al-Qaidah yang ada di seluruh dunia, yang semakin membuat pakar keamanan khawatir.

“Dokumen baru ini menunjukkan bahwa kita tidak lagi berurusan dengan masalah lokal yang terisolasi, tetapi dengan musuh yang memiliki jaringan di seluruh benua yang mereka bisa berbagi saran serta masukan,” kata Bruce Riedel, seorang veteran CIA.

“Ini bukan teknik bodoh. Ini menunjukkan bahwa mereka bertindak cukup cerdik,” kata Kolonel Cedric Leighton, seorang veteran Angkatan Udara Amerika Serikat, yang membantu mendirikan program drone Predator, yang kemudian dipakai untuk melacak Usamah bin Ladin di Afghanistan.

Keberhasilan beberapa tips tergantung pada keadaan dan model pesawat yang digunakan, Kolonel Leighton menambahkan. Misalnya dari udara, sebuah sensor citra akan menafsirkan tikar yang membentang di atas mobil sebagai salah satu benda yang tergeletak di tanah, sehingga bisa menyembunyikan kendaraan.

Model-model baru dari pesawat drone, seperti Harfung yang digunakan oleh Prancis atau MQ-9 Reaper, kadang-kadang memiliki sensor inframerah yang dapat mendeteksi panas dari mesin mobil yang baru saja dimatikan. Namun, sensor inframerah itu akan mengalami kesulitan mendeteksi mobil yang ditutupi tikar sejak semalam, di mana suhu mobil akan sama seperti tanah di sekitarnya, pungkas Kolonel Leighton.
(islampos)