Monday, February 21, 2011

Beranda » Sisi Gelap Arsitektur Kota Washington DC

Sisi Gelap Arsitektur Kota Washington DC

 Jika Rosslyn Chapel yang berdiri di atas bukit dekat Edinburg, Skotlandia, merupakan tempat peribadatan yang paling banyak menyimpan simbol okultisme kabbalah di seluruh dunia, yang mungkin hanya bisa disaingi oleh negara-kota Vatikan di Roma, maka Washington DC (Districk of Columbia) merupakan sebuah kota yang paling banyak menyimpan simbol dan jejak Kabbalah dibanding kota-kota lainnya di seluruh dunia, mengalahkan Paris yang lebih tua dan menyandang sebutan City of the light. Inilah ibukota dari The Great Lodge of the World yang kini dihuni tak kurang dari 570.898 jiwa dan tiap tahun selalu dibanjiri turis asing mau pun domestik.


Washington DC merupakan ibukota Amerika Serikat. Karakter Washington sebagai pusat pemerintahan dengan mudah bisa dilihat dari hadirnya gedung-gedung pemerintah federal. Namun kehidupan kosmopolitan di kota ini bernuansa lain, terjadi di tengah tengah kekayaan kebudayaan dan warisan sejarah serta simbol berabad lampau. Berbagai gedung dan monumen menghiasi ‘sekujur tubuhnya’, seperti Gedung Capitol, White House, Jefferson Memorial, Perpustakaan Kongres, Arsip Nasional, Mahkamah Agung, Museum Smithsonian, obelisk, dan Lincoln Memorial, serta lainnya.
Kota ini dijadikan ibukota AS pada 1790. Peletakan batu pertama Gedung Capitol dilakukan pada tahun 1793, setelah memakan waktu tujuh tahun perdebatan seru di Kongres untuk menentukan sebaiknya dimana ‘The Federal Town’ berlokasi. Seorang arsitek Perancis yang juga seorang tentara yang membantu Amerika dalam menghadapi kolonial Inggris bernama Pierre Charles L’Enfant, diminta untuk membangun ibukota Amerika Serikat ini. L’Enfant ingin menghadirkan Paris di daratan Amerika. Maka jadilah Washington DC seperti sekarang ini, sebuah Paris untuk Amerika, dengan ciri khas jalan-jalan raya yang saling berhubungan dengan bundaran-bundaran luas.
Jika Anda sempat berjalan-jalan di kota yang indah berhawa sejuk ini, maka Anda akan menemukan bahwa pusat kota Washington DC dipengaruhi oleh perencanaan kota di Eropa lain pada masanya yang berpusat di tengah berbentuk segitiga, disimbolkan dengan tiga buah titik, yakni Gedung Capitol, White House, dan Mall (Pusat Kota). Ini semua dituangkan dalam inti perencanaan arsitektur kota oleh L’Enfant pada tahun 1791.

Tanggal Pembasmian Templar
Struktur federal paling tua di kota ini adalah batu pertama yang ditanamkan di pondasi White House pada tanggal 13 Oktober 1792. Sebuah tanggal yang mengingatkan sejarah dunia pada hari pembasmian Knights of Templar (Ksatria Kuil) di Perancis yang dilakukan oleh King Philip le Bell dan Paus Clement V pada tanggal 13 Oktober 1307.Adakah tanggal peletakan batu pertama di kota ini memang dimaksudkan sebagai memorial bagi hari pembasmian Templar, di mana L’Enfant sendiri merupakan seorang Freemason? Dugaan ini sangat masuk akal, mengingat jejak Kabbalah lainnya sangat banyak bisa ditemui di seluruh pelosok Washington DC.
Setelah penanaman batu pertama untuk pembangunan White House, setahun kemudian dilakukan penanaman batu pertama untuk membangun Gedung Capitol. White House, tempat kediaman Presiden AS, terletak di dataran yang lebih rendah, menghadap Sungai Potomac, sedangkan Gedung Capitol terletak di perbukitan bernama Jenkinss Hill. Keduanya dipisahkan Pennsylvania Avenue, sebuah jalan raya, simbol pemisahan tugas dan wewenang antara eksekutif (Kepresidenan) dengan legislatif (Kongres).
Dalam peletakan batu pertama untuk Capitol inilah diketahui bahwa yang diletakkan menjadi pondasi pertama bukanlah batu biasa, tapi batu masonik. Sebuah lempengan batu biasa, yang dipahat simbol siku dan jangka simbol Freemasonry dan telah melalui suatu ritual khusus yang ditanam secara teratur mengelilingi Capitol.
Sebuah artikel berjudul “The cornerstone [of the Capitol] was laid by President Washington in the building’s southeast corner on September 18, 1793, with Masonic ceremonies”, menyebutkan bahwa sebuah batu Masonik sengaja ditanam di Washington DC di halaman depan Gedung Capitol dalam sebuah ritual Masonik yang dihadiri oleh Senator AS berdarah Yahudi bernama Strom Thurmond, seorang Mason derajat 33, yang diikuti oleh anggota Freemason lainnya. Penanaman batu ini dimaksudkan sebagai penghargaan atas jerih payah para Mason terdahulu yang telah membangun organisasi rahasia tersebut 200 tahun yang lalu.
Hal tersebut disadari para pemuka warga Washington DC hingga sejumlah tokoh gereja setempat menyatakan keberatan terhadap banyaknya simbol-simbol Masonik yang dibuat memenuhi kotanya tersebut. Para pemuka gereja tersebut mendesak kepada Dewan Kota dan juga pemerintah pusat agar merekonstruksi kembali ibukota negara ini, sesuai dengan nilai-nilai kekristenan, bukan nilai-nilai Masonik yang sarat dengan unsur okultisme, sihir, dan penyembahan terhadap Lucifer, Sang Pangeran Kegelapan.
L’Enfant’s Plan
Pada Agustus 1812, Presiden James Madison terpaksa melarikan diri dari ibukota saat pasukan Inggris menyerang. Milisi Amerika bertahan dan berkumpul di Bladensburg, Maryland, untuk melindungi ibukotanya sebelum dihancurkan oleh Inggris. Tanggal 24 Agustus 1812, Washington DC dihancurkan oleh Inggris. Sejumlah bangunan penting dibakar dan dirusak, antara lain Gedung Capitol, Gedung Putih, jembatan Potomac, dan lainnya. Setelah itu, Washington DC dibangun kembali secara besar-besaran hingga menjadi seperti sekarang.
Di sekujur Washington DC bertebaran berbagai monumen, patung, dan gedung bersejarah, yang banyak di antaranya merupakan simbol-simbol Masonik. Ada tugu peringatan US Marine Corps War Memorial yang legendaris yang menggambarkan pengibaran bendera Amerika yang dilakukan sejumlah marinir AS di atas puncak bukit Suribachi di Iwo Jima-Jepang Perang Dunia II, lalu Lincoln Memorial, Vietnam Veterans Memorial dan Vietnam Womens Memorial, Franklin Delano Roosevelt Memorial, serta World War II Memorial.

Arsitektur Masonik
Salah satu cara yang paling mudah untuk melihat desain Kabbalistik dari Washington DC adalah dengan penglihatan dari udara. Jika ada, hamparkan peta kota Washington DC, atau buka Google Earth dan simak baik-baik kota ini dari atas. Lihatlah betapa kota ini memiliki struktur unik di mana jalan raya satu dengan jalan raya lainnya membujur di seantero kota membentuk pola-pola yang khas dengan bundaran atau monumenmonumen di titik simpulnya. Jika kita lihat secara seksama, kita akan menemukan simbol jangka dan siku, pentagram, kepala Baphomet, kompas, Owl atau burung hantu yang termasuk simbol Mason, bintang David, dan sebagainya. Ini baru peta jalan Washington DC, belum desain gedunggedung atau monument yang juga ada yang mirip dengan kerangka piramida, desain Katedral Milan, konsep pohon kehidupan Kabbalah, dan sebagainya.
Atau jika suatu waktu berkesempatan mengunjungi kota ini, berjalanlah menyusuri jalan besar dari pusat keramaian Washington DC hingga sampai di depan Gedung Capitol. Tataplah Gedung Capitol dari Mall (Pusat Kota) dan bayangkan jika Gedung Capitol itu merupakan sebuah kepala dari jangka, maka tangan satunya yang sebelah kiri akan menjulur ke Pensylvinia Avenue dan tangan yang kanan menuju Maryland Avenue. Sedangkan simbol siku yang sangat akrab dikenal sebagai simbol Freemason akan kita temukan letaknya di St. Canal dan Lousiana Avenue. Kaki kiri siku itu mengarah ke White House dan yang kanannya ke Jefferson Memorial.
Tanda lingkaran ada di sebuah jalan pendek di belakang bangunan membentuk kepala dan kuping dari simbol setan yang dikenal sebagai Kambing Mendes (Baphomet). Jika kita lihat di atas sekali dari Gedung Putih ada pentagram. Puncaknya menghadap ke utara. Letaknya ada di antara jalur penghubung Connecticut dan Vermont Avenue utara ke Dupont dan Logan Circles, dengan Rhode Island dan Massachussets, ke Lingkaran Washington menuju Barat dan Mt. Vernon Square di Timur.
Pentagram atau Bintang Bersudut Lima merupakan simbol Masonik dan juga aliran sihir serta kebatinan kuno. Dengan titik yang menghadap ke bawah (atau Selatan, ketika diletakkan di permukaan), ini merupakan sebuah tanda khusus bagi Satanisme. Tanda ini juga bisa kita lihat di The Satanic Bible, atau juga menjadi simbol dari Eastern Star Lodge (Lodge Bintang Timur), sebuah organisasi Mason perempuan.
Capitol Hill
Bagian tengah pentagram berada di 16th St. Tigabelas blok lurus ke utara dari pusat White House, Masonic House of the Temple ada di atas bukit yang seolah terapung. Monumen Washington berdiri dengan sempurna dan garisnya memotong keberadaan Masonik Square, berdekatan dengan Capitol. Daerah di segitiga siku ini ditempati oleh banyak sekali bangunan penting penentu kebijakan Amerika seperti Departemen Kehakiman, Senat Amerika, dan Kantor Pajak. Para pemuka Kristen Amerika percaya, di setiap bangunan atau gedung pemerintahan yang sangat penting, seperti White House, Capitol, Pentagon, dan sebagainya, seluruhnya menyimpan simbol-simbol Masonik.

Angka-Angka Masonik
Kaum Kabbalah yang dalam sejarah melahirkan gerakan-gerakan atau kelompok kelompok rahasia seperti The Brotherhood of Snake, The John The Baptist Sect, Knights Templar, Freemasonry, Illuminaty, dan kemudian sekarang mengejawantah dalam kekuatan Zionisme, juga dikenal sebagai The Geometrian, yang gemar mengutak-atik angka dan simbol. Mereka sangat yakin jika angka dan simbol memiliki ruh dan kekuatan religiusnya masing-masing.
Selain angka 13 yang disucikan (sebab itu kartu tarot, remi, dan sebagainya berjumlah 13, memiliki arti The Extreme Rebellion), mereka juga memiliki angka-angka kesukaan seperti 39 (The Triple 13, yakni 13 x 3 = 39), 11 (The Twin Pillars seperti halnya simbolisasi Menara Kembar WTC), 36, 33 (The Triple 11, yakni 11 x 3 = 33), 8 (Menyimbolkan ‘The New Beginning’) dan sebagainya.
Nyaris semua monument dan gedung bersejarah di kota ini dibangun berdasarkan perhitungan Geometrian tersebut. Salah satu yang bisa dipaparkan di sini adalah The Washington Monument yang berupa sebuah tugu obelisk yang berdiri kokoh menjulang di depan White House. Setiap Presiden AS saat dilantik dan disumpah menghadap ke obelisk yang didatangkan dari Giza, Mesir. Obelisk termasuk simbol Kabbalah paling penting dan disucikan karena dianggap merupakan simbol penyembahan terhadap Dewa Ra, Dewa Matahari dalam mitologi Mesir Kuno.
Di seluruh dunia, tugu obelisk besar dan asli dari zaman Mesir Kuno sekarang ini tinggal tersisa tiga buah. Yang pertama berdiri megah di tengah-tengah lapangan Katedral Saint Peter di Vatikan-Roma, dimana setiap Paus baru saat dilantik dan bersumpah pasti menghadapnya (Peter Tomkins: The Magic of Obelisks, Harper and Row, New York, 1982).
Obelisk kedua pada tahun 1881 digondol ke Amerika dari Alexandria, Mesir, dan kemudian ditempatkan di Central Park, New York, hingga sekarang. Dan obelisk ketiga, juga dari Mesir, didirikan di Washington DC dan dijadikan The Washington Monument untuk mengenang sosok George Washington, Bapak Amerika Serikat yang juga tokoh Freemasonry. Dan Monument Washington ini memiliki sejumlah angka yang sungguhsungguh mencengangkan:
Monumen tersebut tersusun dari 36.000 blok batu granit. Angka 36 merupakan angka penting Kabbalah yang merupakan penjelmaan dari Triple 13.
Berat puncak monument persis 3.300 pounds (Triple 11)
Monumen ini memuat 188 batu Masonik yang khusus disumbangkan secara pribadi atau atas nama yayasan dan negara dari tokoh tokoh Mason seluruh dunia. Selain itu, juga terdapat 35 buah batu Mason yang masing masing merupakan sumbangan khusus dari 35 Masonik Lodge di seluruh dunia. Ke-35 batu Masonik ini tidak diletakkan di sembarang tempat, melainkan khusus dikumpulkan di bagian monument yang berada di ketinggian 330 kaki.
Jumlah total pengeluaran untuk mendirikan Monumen Washington ini dilaporkan sebanyak US$1.300.000. Angka ini sekali lagi memperlihatkan sebuah angka keramat Masonik: 13.
Monumen ini dihiasi dengan 8 (The New beginning) jendela, yang jika keseluruhannya dihitung maka akan didapat ukuran luas 39 kaki persegi (Triple 13).
Selain Monumen Washington tentu masih banyak monument, patung, dan gedunggedung di kota ini yang sarat dengan simbol Kabbalah. Namun paparan di atas setidaknya bisa mewakili betapa ibukota Amerika Serikat memang didedikasikan bagi penyembahan Lucifer, Sang Pangeran Kegelapan, yang dalam iman Kristiani sendiri dianggap sebagai penjelmaan Setan.