Tuesday, February 22, 2011

Beranda » Pemimpin Katolik Inggris Usul Pastor Diizinkan Menikah

Pemimpin Katolik Inggris Usul Pastor Diizinkan Menikah

Pemimpin Katolik paling senior di Inggris menyarankan agar pemimpin umat Katolik diizinkan menikah dan memiliki anak. Ia juga menyatakan,  hidup selibat bukanlah "berasal dari Tuhan".

Kardinal Keith O'Brien mengatakan, banyak para pendeta merasa "sangat sulit menjalankan" kehidupan selibat, untuk itu larangan menikah sebaiknya segera dicabut di seluruh gereja.
Diberitakan The Guardian, Jumat (22/2/2013), Kardinal menyarankan Paus berikutnya bisa meninjau larangan perkawinan bagi para pendeta. Apalagi pernikahan telah diperbolehkan dalam beberapa hal di gereja belakangan ini. Gereja Katolik Inggris mengizinkan mantan pendeta Anglikan untuk menikah, di bawah kebijakan Paus sekarang, Benediktus XVI, pada tahun 2011.

O'Brien saat ini dikenal sebagai sosok gigih penentang terhadap undang-undang dan pernikahan gay. Ia akan menjadi wakil Katolik Inggris dalam konklaf di Vatikan bulan depan guna memilih pengganti Paus Benediktus.

Kehadirannya di Vatikan itu akan menjadi tugas resmi terakhirnya. Sekarang ini ia memasuki masa pensiun, selanjutnya akan mundur sebagai Uskup Agung St Andrew dan Edinburgh, dan sebagai kepala gereja Katolik Roma di Skotlandia.

Dalam wawancara dengan BBC, ia mengatakan, ada beberapa ajaran "dogmatis dasar" Katolik,  seperti menentang aborsi dan euthanasia. Namun larangan menikah terhadap para pemimpin gereja tidak termasuk dari ajaran itu.

"Misalnya selibat yang dilakukan para pendeta, atau apakah pendeta melakukan pernikahan, Yesus tidak menyebutkan sesuatu tentang itu," kata O'Brien.

"Ada suatu masa pendeta melakukan pernikahan, dan tentu saja kita tahu pada saat ini di beberapa cabang gereja Katolik, pendeta bisa menikah. Jadi jelas selibat bukan dari Tuhan, dan kita  sebaiknya membahasnya lagi."

Namun untuk dirinya dia tidak mempertimbangkan melakukan pernikahan, karena "terlalu sibuk" dengan tugas-tugas. "Dalam waktu saya, tidak ada pilihan dan saya tidak begitu berkeinginan melakukannya. Itu adalah bagian dari menjadi seorang pendeta. Ketika saya masih muda, para pendeta memang tidak menikah, itu saja."

"Saya akan sangat senang jika orang lain memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan, apakah mereka mau menikah atau tidak."

"Ini adalah dunia yang bebas dan saya menyadari bahwa banyak pendeta sulit menjalani kehidupan selibat, dan dalam menjalankan  aktivitas imamatnya merasa perlu pendamping, seorang perempuan, yang dinikahi dan memiliki keluarga dalam kehidupannya."

Pemimpin senior gereja Katolik Skotlandia, termasuk mantan Uskup Agung, telah membolehkan para pastor menikah untuk mengatasi makin berkurangnya minat kaum muda memasuki kehidupan kepastoran. Beberapa paroki di Skotlandia terpaksa harus berbagi pastor karena terlalu sedikitnya pastor.(hidayatullah)