Surat yang kemudian dipublikasikan oleh HUSSAM itu menyebutkan, Iyad Alwan yang dijatuhi hukuman sepuluh tahun menderita penyakit liver dan ginjal. Sementara Mahmoud Sabra yang dihukum 12 tahun penjara menderita kerusakan syaraf dan sakit kepala. Keduanya dipindahkan ke rumah sakit penjara Ramla pada Jumat 23/11 pekan sebelumnya.
Di sana, mereka malah menjadi sasaran penghinaan dan menerima perlakuan buruk dari petugas dan sipir zionis. Mereka juga diancam akan dibunuh oleh direktur penjara. Keduanya lalu dibuang di ruang isolasi yang minim listrik dan air.
Dalam suratnya, mereka juga mengatakan bahwa pihak penjara memberi mereka telur yang berubah warna menjadi merah dan diduga sudah diracuni serta yoghurt berjamur. Ketika memprotes, direktur penjara malah menghina mereka dan mengatakan mereka adalah ‘teroris’ dan tidak layak hidup.
Alwan dan Sabra menyebutkan, direktur penjara itu mengakui kalau ia memiliki stok telur-telur busuk dan makanan lain yang sudah kadaluarsa untuk konsumsi para tawanan Palestina.(Sahabat al-Aqsha)