Saturday, February 5, 2011

Beranda » Menjadi KAYA dan bertambah rizki dengan MENIKAH

Menjadi KAYA dan bertambah rizki dengan MENIKAH


Lebih dari 1400 tahun yang lalu telah turun ayat :
 “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan.Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”. ( An-nur : 32 )
 Ayat ini menegaskan bahwa pernikahan dapat menjadi penyebab kekayaan berdasarkan firman Allah:

 “Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”
berkaitan ayat tersebut, Umat bin Khattab ra berkomentar,“Aku heran dengan orang yang tidak mau mencari kekayaan dengan cara menikah. Padahal Allah berfirman : Jika mereka miskin, maka Allah akan membuat mereka kaya dengan Keutamaan-Nya”2
Nabi saw juga menguatkan ayat tersebut. Sabda beliau,Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¨3
Sabda beliau yang lain:“Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka”
Salah satunya adalah hadist-hadist berikut:“Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)”5
“Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah….”6
“Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah”7
Ternyata ajaran Islam menyeru kita agar lekas-lekas menikah. Namun, perhatikan pula ilmu fiqh tentang hukum menikah sebagai berikut:
  • Wajib: bila mampu dan ada kekhawatiran terjebak pada maksiat bila tidak menikah
  • Sunnah: bila mampu dan walau tidak menikah tak mengapa (tidak kekhawatiran terjebak pada maksiat bila tidak menikah)
  • Makruh: bila belum mampu
Maka seorang muslim seharusnya akan berusaha keras untuk cepat-cepat menjadi mampu terlebih dahulu, barulah cepat menikah. Selain itu yang lebih penting kita perhatikan adalah niat. Walau bagaimanapun,Umar bin Al Khattab ra berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”8

Tetapi sebagian orang jahiliyah dahulu, karena mereka takut miskin, mereka membunuh dan atau mengubur anak-anak gadis mereka. Oleh karena itu turunlah firman Allah ta’ala :
 (وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا)
 “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. ( Al-Israa : 31 )
 Maka dalam ayat ini terdapat jaminan dari Allah tentang rizki anak dan orangtua.
 Sangat wajar bahwa kita semenjak dahulu tidak tahu bahwa ayat ini menyimpan satu mukjizat ilmu, karena seorang yang beriman dia beriman dan yakin kepada kebenaran ayat ini dan tidak ragu bahwa Allah Allah mampu memberi rizki untuknya. Tapi orang yang lemah imannya akan bertanya – tanya : “Darimana Allah memberi saya rizki ?”, Kapan dan bagaimana ?”

Dan adapun para ateis, mereka tidaklah percaya dan tidak yakin dengan ayat ini, yang ia percayai adalah bahwa pernikahan atau anak-anak merupakan masalah ekonomi. Oleh karena itu kita dapati bahwa orang-orang barat sangat bersandar dengan doktrin ini dan membatasi keturunan dengan satu atau maksimal dua anak saja.Tapi, tak seorang pun membayangkan dan berfikiran bahwa dengan hanya sekedar menikah, bahwa itu sudah menjadi sarana untuk menambah pendapatan dan penghasilan.
 Majalah Time Amerika baru-baru ini melakukan penelitian di Ohio State University, yang menunjukkan bahwa orang – orang yang telah menikah dan punya anak, pendapatan mereka naik sebesar 16 persen per tahun, berbeda dengan orang – orang yang belum menikah dimana pendapatan mereka hanya naik 8 persen pertahun.
Dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa manfaat dari perkawinan tidak terbatas hanya pada manfaat yang diketahui sebelumnya dan yang berhubungan dengan rasa ketentraman, tetapi juga untuk pengurangan jumlah kemiskinan di masyarakat.
 Dua orang peneliti, yaitu Maria Kanchin, peneliti dari University of Wisconsin, dan Deborah Reed, direktur penelitian di Pusat Penelitian Politik Matematika, telah melakukan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam buku "Perubahan Kemiskinan Perubahan Politik", yang membahas tentang rendahnya angka perkawinan dan tingginya tingkat perceraian serta dampaknya terhadap tingkat kemiskinan.
Penelitian menunjukkan bahwa jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan di Amerika Serikat akan naik 2,6 persen karena tingginya kasus perceraian, disamping juga kedua peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa wanita yang sudah menikah memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan untuk menambah pendapatan daripada yang belum menikah.
Studi juga menunjukkan bahwa kehadiran suami atau istri di rumah, bisa menambah semangat keduanya, yang menyebabkan produktivitas yang lebih besar bagi mereka dan dengan demikian meningkatkan pendapatan dari pekerjaan mereka.
 Penelitian ini menyarankan penyediaan tempat untuk penitipan anak-anak di lingkungan kerja, yang mana hal ini akan mendorong perempuan yang belum menikah untuk melakukan metode dan langkah ini, tanpa khawatir terhadap anak-anak mereka, atau menganggap bahwa anak – anak mereka sebagai hambatan bagi perkembangan karir mereka.

Saudara Tercinta
Ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah sarana untuk meningkatkan pendapatan, dan ini fakta ilmiah dan bukan hanya omong kosong!
Dari sini kita bisa menyadari bahwa ayat yang mulia ini mengandung sebuah mukjizat ilmu.
Siapakah gerangan yang mengabarkan kepada Nabi bahwa nikah bisa menjadi penyebab seseorang menjadi kaya ? Dialah Allah yang telah berfirman :
  “Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.”. ( An-nur : 32 )
Oleh karena itu, Nabi mengingkari orang yang ingin terus membujang dan tidak menikah seraya beliau bersabda :
  “Nikah termasuk Sunnahku, barangsiapa yang tidak melaksanakan Sunnahku maka bukanlah termasuk golonganku” ( Silsilah Shahihah )
 Dan sungguh suatu Sunnah Nabi akan terus berjalan seperti ini; setelah para pembangkang menyangkalnya, maka kita dapati para orang – orang berilmu dari mereka malah mendukungnya. Menandakan apakah ini ? Sungguh ini menandakan bahwa Nabi Muhammad berada dalam kebenaran.
Masihkah para pembangkang membuat – buat keragukan pada Sunnah Nabi ini yang suci ini ?

(Diterjemahkan dari tulisan Abdud Da’im al-Kahil)

Menikah Itu Lebih Sehat Dibanding Melajang
Pernikahan adalah sesuatu yang baik dan bisa memberikan banyak manfaat bagi tubuh dan kesehatan. Kenapa menikah lebih sehat dibandingkan dengan hidup sendiri atau melajang?
 Penelitian mengenai hubungan antara pernikahan dan kesehatan sebenarnya sudah dilakukan sejak awal tahun 1858 yang dilakukan oleh William Farr, ahli epidemiologi dari Inggris.
 Menikah tidak hanya memiliki keuntungan bisa hidup bersama, tapi ada banyak manfaat lain yang bisa didapat dibandingkan dengan hidup melajang, seperti dikutip dari Psychologytoday.com, Jumat (29/4/2011) yaitu:

Memberikan gambaran keuangan yang lebih baik
Menikah bisa membuat seseorang memiliki rincian keuangan yang jelas dan terarah serta bisa menghemat pengeluaran karena bisa saling berbagi. Selain itu keduanya akan memiliki dukungan emosional yang kuat ketika salah satu bermasalah dengan keuangannya.

Memiliki hidup yang lebih lama
Orang yang menikah diketahui memiliki hidup yang lebih lama, laki-laki lajang memiliki tingkat kematian 25 persen lebih tinggi sedangkan perempuan lajang memiliki tingkat kematian 50 persen lebih tinggi. Dan orang yang memiliki pasangan bisa menurunkan risiko meninggal akibat kanker sebesar 10 persen.
 Selain itu menikah juga bisa membuat seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik, dapat memonitor tekanan darah dan kolesterolnya secara lebih baik yang memungkinkannya kurang berisiko terkena penyakit. Serta cenderung lebih sedikit terlibat dalam perilaku berisiko seperti mengonsumsi alkohol dan juga tidak merawat diri.

Memiliki kesehatan mental yang lebih baik
Orang yang menikah memiliki tingkat depresi dan stres yang lebih rendah dan sekitar 40 persen mengaku sangat bahagia dengan kehidupannya dibandingkan dengan orang yang melajang. Hal ini dikarenakan adanya dukungan dari pasangan dan teman untuk berbagi sehingga masalah yang dihadapinya terasa lebih ringan.
 Menikah juga bisa meningkatkan harga diri, kepercayaan diri yang diimbangi dengan mengurangi kecemasan dan depresi. Akibatnya hormon kortisol (hormon stres) yang lebih rendah membuatnya terhindar dari penyakit jantung atau kardiovaskular lainnya