"Pengunduran diri ini menunjukkan kegagalan pemerintah Israel dalam mencapai tujuan selama operasi," ujar juru bicara pemerintah Hamas di Gaza, Fawzi Barhoum, seperti dilansir ynetnews.com, Selasa (27/11/2012).
Operasi yang dimaksud Barhoum adalah operasi yang dilancarkan Israel di wilayah Gaza. Lebih lanjut, Barhoum menyebut keputusan Barak ini justru menjadi kemenangan lainnya bagi Hamas dan juga warga Palestina.
"Ini kemenangan lain bagi perlawanan terhadap operasi militer dan semakin menunjukkan kepanikan dan krisis yang tengah dialami pemimpin Israel yang tengah menderita menyadari hasil operasi militer mereka," ucapnya.
Secara terpisah, kelompok militan Brigade Al-Quds dari Jihad Islamis yang aktif di Palestina, juga menyambut pengunduran diri Barak ini. Juru bicara Brigade Al-Quds, Abu Ahmad, menyebut pengunduran diri menjadi bukti bahwa Barak "mengakui kekalahan atas perlawanan dan serangan yang mengguncang Tel Aviv".
Di Iran, pengunduran diri Barak disebut-sebut sebagai kekalahan rezim Zionis dalam operasi yang mereka lancarkan di Gaza. Kantor berita Iran, Fars, menyebut Barak sebagai 'korban pertama' dari operasi militer Israel selama 8 hari di Gaza.
Pada Senin (26/11) lalu, Barak tiba-tiba mengumumkan rencananya mundur dari kancah politik. Politikus berumur 70 tahun itu juga menyatakan tak akan berpartisipasi dalam pemilihan parlemen Israel, Knesset tahun depan. Barak akan resmi mundur dari politik setelah pemerintahan baru Israel terbentuk menyusul pemilihan umum pada Januari 2013 mendatang.
"Saya akan menyelesaikan tugas-tugas saya sebagai Menteri Pertahanan dengan terbentuknya pemerintahan baru dalam tiga bulan," ujarnya dalam konferensi pers di Tel Aviv. Dikatakan Barak, dirinya ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarganya.