Tuesday, January 13, 2009

Beranda » Ruang Kerja Berisiko Sebarkan TBC

Ruang Kerja Berisiko Sebarkan TBC

Ruang Kerja Berisiko Sebarkan TBC - Pasien yang meninggal akibat penyakit tuberculosis (TBC) di Indonesia tercatat sangat tinggi.Ruangan kerja tanpa sirkulasi udara yang baik merupakan tempat ideal untuk penularan bagi para pekerjanya.

TBC adalah penyakit menular langsung yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya yang biasa disebut TBC ekstraparu seperti pleura,kelenjar limfe,tulang,dan lain-lain. Data Departemen Kesehatan menunjukkan penyebaran penyakit TB masih terjadi di Indonesia dengan insidensi 107 kasus per 100.000 penduduk.

Terdapat sekitar 600.000 kasus tuberculosis (TBC), 100.000 di antaranya meninggal setiap tahunnya. Spesialis Paru dari Rumah Sakit MMC, dr Erwin Peetosutan SpP menyatakan,TBC merupakan penyakit menular, tapi tidak semua penyakit TBC menular.Pada penyakit TBC yang terdeteksi dari awal, maka TBC tersebut tidak akan menular.

“Oleh karena itu, harus ada pemeriksaan lebih lanjut. Terutama pada dahak si penderita, dan jika ia terdeteksi TBC positif, maka mudah penularannya,” ujar Erwin pada seminar “Peran Serta Sektor Swasta dalam Penanggulangan Tuberkulosis” di Jakarta,baru-baru ini. Tuberculosis adalah penyakit yang tergolong mudah ditularkan dari si penderita.

Kuman berpindah dari seorang pasien TBC menular dengan BTA positif yang batuk dan menyebabkan basil melalui udara yang terhirup orang sehat. “Kuman TBC dihamburkan oleh penderita TBC pada saat ia batuk. Maka itu diibaratkan seperti polusi kuman,” ujar Erwin yang juga sedang mendalami ilmu kedokteran untuk proses penuaan.

Pada umumnya, penularan TBC terjadi di dalam ruangan.Daya penularan dari seorang pasien ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya.Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. “Peredaran udara yang baik akan mengurangi timbulnya penyakitini,”paparErwin.

Kuman Mycobacterium tuberculosis biasanya masuk ke tubuh manusia melalui pernapasan ke dalam paru-paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,lalu berlanjut melalui saluran napas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan menjadi pasien TBC.

Hanya sekitar 10 % dari yang terinfeksi akan menjadi TBC.Faktor risiko yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TBC adalah daya tahan tubuh, di antaranya HIV/AIDS dan malnutrisi atau gizi buruk, silicosis, merokok, dan sebagainya. “Stres juga mempengaruhi timbulnya penyakit ini karena bisa berdampak banyak,” tutur Erwin.

Gejala yang ditimbulkan dari TBC yaitu batuk yang dialami penderita lebih dari 3 minggu dan kadang disertai keluarnya darah,demam,berkeringat padamalamharitanpakegiatan dan berat badan menurun. Penderita TBC yang tidak berobat dapat menularkan penyakit kepada sekitar 10–15 orang dalam jangka waktu 1 tahun.

Kuman TBC menyebar di udara pada saat seseorang yang menderita TBC batuk dan bersin, meludah, atau berbicara. “Pelayanan kesehatan kepada penderita TBC bersifat wajib, terutama bagi penderita yang terkena penyakit ini dalam masa kerja. Hal ini diatur dalam Undang-Undang No 1 /1970 Pasal 3,” ujar Direktur Pengawasan Norma Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Departemen Tenaga Kerja,Azhar Usman SH MH.

World Health Organization (WHO) memberikan rekomendasi dalam rangka melakukan pencegahan tepat TBC, yaitu dengan strategi Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS) yaitu strategi penyem buhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. (sumber)