Dalam wujud miniatur pesawat terbang, tidak ada yang menduga bahan baku kerajinan itu dari gabus limbah. Lewat tangan Sudarmadji, gabus limbah berukuran apa saja dibentuk menjadi miniatur pesawat terbang jenis apa pun.
Hingga kini, Sudarmadji hampir membuat 1.000 miniatur pesawat mulai dari pesawat pengangkut penumpang seperti boeing, airbus, cessna, hingga herkules, dan pesawat jet tempur dalam berbagai macam dan ukuran yang seluruhnya dikerjakan sendiri. Selain untuk hadiah, kerajinan itu menarik sebagai pajangan.
"Saya memilih miniatur pesawat terbang dari gabus limbah karena daur ulang gabus limbah membutuhkan waktu yang lama. Makanya, daripada menjadi sampah yang tidak terpakai, saya mencoba memanfaatkannya," ujar Sudarmadji yang membuat kerajinan itu sejak 1994.
Semula, Miniatur Pesawat terbang dari gabus limbah itu hanya untuk koleksi sendiri. Namun, kini banyak yang tertarik dan membeli. Akhirnya, Sudarmadji menekuni kerajinan ini hingga banyak pemesan dan pembeli asal Solo dan dan dari luar Kota Solo. Harga miniatur pesawat terbang Rp 25.000-Rp 200.000 per buah.
"Terus terang saya tidak punya keahlian, hanya mengandalkan naluri saya. Selama dua tahun saya belajar sendiri, mulai dari membentuk badan pesawat, memasang dan menyambung sayap, hingga menyempurnakan bentuknya," ujar Sudarmadji.
Bagian yang tersulit saat membuat miniatur pesawat adalah menyambung sayap dengan badan pesawat serta proses pengecatan. "Saya mempelajari proses ini sendiri hingga menemukan caranya agar sayap tak mudah lepas dari badannya," ujar Sudarmadji yang menjamin pesawatnya tak mudah rusak walau tercebur ke air.
Uniknya, beberapa miniatur pesawat dibuat sesuai selera pemesan. Tulisan di badan pesawat bukan nama maskapai, tetapi nama dan tanggal lahir pemesan. Untuk menambah pengetahuannya tentang jenis pesawat terbang, Sudarmadji sering ke pasar buku loak, membeli majalah dan buku-buku. Karya Sudarmadji dijual di Pasar Ngarsopuro Solo dan di rumahnya di Jalan Brigjen Katamso 68, Kampung Debegan, Mojosongo, Jebres, Solo. (sumber)