Thursday, January 1, 2009

Beranda » Periksa Payudara Sebelum Terlambat

Periksa Payudara Sebelum Terlambat

Periksa Payudara Sebelum Terlambat - Semua informasi yang berkenan dengan cara merawat kesehatan dan kecantikan tubuh wanita selalu mendapat perhatian yang serius.

Salah satu penyakit yang sangat mengkhawatirkan bagi kaum wanita adalah kanker payudara. Banyak wanita yang tidak menyadari telah terserang kanker payudara. Padahal, kanker payudara tergolong penyakit yang serius.

Seorang dokter bernama dr. Sutjipto Sp B (Onk) pernah menuturkan bahwa frekuensi kanker payudara sebesar 20 persen dari seluruh penyakit kanker. Lebih lanjut ia mengungkapkan, data dari World Health Organization (WHO), bahwa pada tahun 2003 di Amerika terdapat 180.000 kasus baru kanker payudara per tahun. Di Belanda ditemukan 91 kasus baru setiap 100.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia, penyakit ini menduduki peringkat kedua setelah kanker mulut rahim.

Kebanyakan penderita kanker ini terlambat datang ke rumah sakit. Ketika kankernya sudah dalam stadium lanjut, barulah para wanita ini datang berobat. Jumlahnya pun cukup besar, sekitar 70 persen. Beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah mereka takut operasi, dan lebih percaya pada pengobatan tradisional, tidak percaya bahwa kanker payudara dapat disembuhkan, tidak sadar akan perlunya untuk check-up payudara secara teratur, di samping faktor sosial dan ekonomi.

Berita yang cukup menyedihkan adalah sampai saat ini belum diketahui penyebab timbulnya kanker payudara. Namun, pada umumnya penyakit ini menyerang kaum wanita.

Menurut Sutjipt, kelompok wanita beresiko tinggi terkena penyakit ini antara lain mereka yang berusia di atas 30 tahun, salah satu keluarga menderita penyakit kanker payudara, tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan ana pertama sesudah usia 35 tahun, atau tidak pernah menyusui anak.

Deteksi Dini Kanker Payudara

Memang pada banyak kasus yang menimpa penderita kanker payudara, umumnya mereka tidak merasakan sakit, kecuali ukuran kedua payudara yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, pembesaran pada salah satu payudara semakin terlihat. Dan hasilnya? Sudah terlambat, si penderita sudah divonis kanker payudara.

Hal yang terjadi di atas bisa saja dicegah lebih dini dengan beberapa langkah untuk waspada. Bagi para wanita yang masuk dalam kelompok resiko tinggi, ada sejumlah hal yang perlu dicurigai kemungkinan adanya kanker payudara. Misalnya, ada benjolan di payudara dan ada kista pada payudara disertai keluar cairan dari putting susu. Juga luka yang sulit sembuh di sekitar payudara.

Dalam berbagai literatur dijelaskan bagaimana kanker payudara dapat terjadi. Apabila pada suatu tempat di badan terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Dalam hal ini tumor yang ganas disebut tumor. Tumor ganas dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi tumor yang baru. Istilah yang menyebut penyebaran ini disebut metastase.

Pertumbuhan tumor ganas ada yang cepat, ada yang lambat, seperti halnya dengan kanker payudara. Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar satu cm dan dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh.

Kita tentu ingat dengan kalimat yang mengatakan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Dan berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah penyakit kanker payudara :
  • Hindari kegemukan
  • Kurangi makan lemak
  • Usahakan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C
  • Jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap.
  • Olahraga secara teratur
  • Check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur,
Penting juga bagi para wanita dengan faktor risiko tinggi untuk melakukan pemeriksaan berkala dengan memeriksakan ke dokter setiap menemukan kelainan pada payudara. Jangan pernah menunda-nunda untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Hal ini penting dilakukan secara berkala agar sel-sel kanker yang mulai tumbuh bisa dicegah pertumbuhannya, sehingga tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Memang insidensi para wanita Indonesia untuk menderita kanker payudara sekitar 21 penderita baru per 100 ribu orang, jumlah yang tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan angka di Eropa yang bisa mencapai sekitar 76 penderita baru per 100 ribu orang.

Namun angka ini tidak bisa menjadi acuan bagi para wanita Indonesia untuk merasa aman dari serangan penyakit ini. Semoga saja angka di atas bisa menyusut seiring dengan semakin banyaknya wanita di Indonesia yang lebih memerhatikan kesehatan dirinya sendiri, dengan cara melakukan pemeriksaan yang teratur atas kondisi tubuhnya, terutama jika dirasakan adanya perubahan-perubahan pada organ tubuh wanita. (sumber)