Friday, January 9, 2009

Beranda » Terapi Gen Efektif Tangani Nyeri Kronik

Terapi Gen Efektif Tangani Nyeri Kronik

Terapi Gen Efektif Tangani Nyeri Kronik - Sebuah penelitian atas penggunaan terapi gen untuk mengatasi nyeri kronik mengungkapkan bahwa terapi gen dapat mengatasi nyeri kronik. Penelitian yang diterapkan pada tikus besar ini menunjukkan hasil yang cukup berarti. Tikus-tikus itu bebas dari nyeri setelah tiga bulan diberi terapi gen.

Tikus-tikus itu diinjeksi dengan sebuah gen yang memicu tubuh melepaskan endorphin, hormone pereda nyeri alamiah, yang berada dalam sel-sel saraf di sekitar susunan saraf. Perawatan ini merangsang efek dari obat pereda nyeri tetapi dengan skop sasaran lebih sempit, yakni pada sel-sel saraf di sepanjang susunan saraf. Dan bukannya pada otak atau di bagian system saraf pusat.

Para peneliti berharap terapi ini berpotensi lebih baik untuk merawat orang-orang yang menderita nyeri kronik dan berat dibanding obat-obatan lain yang ada di pasaran sekaran ini. Karena obat-obatan yang ada sekarang ini sifatnya sistemik.

“Pasien-pasien nyeri kronik seringkali tidak merasa puas dengan obat yang ada karena manfaat atau efek sampingnya cukup ekstrim seperti misalnya rasa kantuk yang berlebih, halusinasi dan perasaan muram,” ujar Andreas Beutler, asisten professor pada Sekolah Kedokteran Mount Sinai jurusan Hematologi dan Onkologi, New York, Senin (21/1).

Dalam beberapa kasus, “Efek samping-efek sampang itu dapat dikurangi dengan mengurangi dosis,” ungkap Beutler, sambil mengingatkan bahwa pada dasarnya beberapa pasien lebih suka meredakan nyeri demi kenyamanan.

“Target terapi gen akan sampai pada upaya menghindari efek samping yang tidak diinginkan terutama terkait dengan pereda nyeri yang sifatnya opiat seperti morfin.” Untuk penelitian ini para ilmuwan telah mengemas gen prepro-b-endorphin dalam virus yang telah dilumpuhkan dan dibekukan kemudian disuntikkan ke dalam cairan saraf yang ada pada susunan saraf pusat.

Tikus-tikus yang menderita beragam nyeri neuropati ini sembuh selama tiga bulan perawatan. Perawatan ini masih dalam fase uji awal, tetapi bila menunjukkan hasil yang aman dan efektif pada manusia akan dapat menolong banyak pasien yang tidak dapat mentoleransi efek samping dari obat-obat pereda nyeri yang ada sekaran atau tidak dapat sembuh dengan pengobatan ini. “Dalam hal ini para penderita kanker tahap lanjut adalah pasien potensial bagi obat ini,” ungkap Beutler. (sumber)