Perjuangan menahan rasa sakit demi melihat si buah hati hadir di dunia ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Pada saat itulah seorang wanita menjadi lengkap dan layak disebut seorang ibu. Menurut dokter spesialis kandungan dari Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) dr Eddy Purwanta SpOG, kalau sejak awal sudah tidak mungkin melakukan persalinan normal, misalnya panggul ibu terlalu sempit, maka senam hamil mungkin tidak begitu diperlukan.
“Fokusnya kan memang untuk persalinan normal, tapi kalau untuk tujuan kenyamanan tidak masalah kalau ibu mau ikut. Ada segi positif dan manfaatnya untuk kesehatan ibu dan bayi. Jadi pilihan ada pada ibu,” kata dr Eddy. Pegal-pegal dan rasa tidak nyaman adalah hal yang paling sering dikeluhkan ibu hamil. Hal tersebut wajar sebagai akibat perubahan fisik dan hormonal.
Ditambah lagi beban yang harus ditopang ibu kian hari kian berat seiring pertumbuhan janin. “Senam hamil juga bisa mengurangi keluhan-keluhan tersebut, melatih otot dasar panggul, pernapasan dan memperlancar sirkulasi darah ibu-bayi yang mengalir melalui ari-ari sehingga mendukung tumbuh kembang bayi di dalam rahim,” tuturnya.
Senam hamil baru boleh dilakukan di atas usia kehamilan tujuh bulan hingga menjelang persalinan.Instruktur Senam Hamil RSIJ, Fahriah menuturkan pada usia 7 bulan janin sudah cukup kuat dan posisinya juga sudah mantap. ”Diharapkan, kepala bayi pada usia tersebut sudah ada di bawah,” kata Fahriah yang juga seorang bidan.
Ibu hamil dianjurkan melakukan senam seminggu dua kali, atau bisa juga setiap hari di rumah setelah bangun tidur dan menjelang tidur. Senam hamil dilakukan tahap demi tahap dengan durasi satu jam untuk sekali pertemuan. Untuk latihan pertama kali, biasanya belajar duduk dan sikap yang baik, pernapasan perut, dada dan iga.
Keesokan harinya diobservasi lagi, apakah gerakannya sudah betul. Selain itu, gerakan juga tergantung keluhan di daerah mana si ibu mengalami rasa sakit. (sumber)