Sunday, January 11, 2009

Beranda » Angin Duduk adalah SSJKA

Angin Duduk adalah SSJKA

Angin Duduk adalah SSJKA - Mungkin anda pernah mendengar istilah angin duduk yang membuat penderitanya bisa meninggal mendadak tanpa ada tanda-tanda sakit sebelumnya.

Masyarakat awam yang menganggap penyakit ini diakibatkan masuk angin berat, biasanya menghadapinya dengan dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Hanya dalam 15 menit sampai 30 menit, orang yang terserang angin duduk bisa meninggal.

Ternyata, penyakit ini tak sekedar masuk angin berat. Dunia kedokteran telah mengkoreksi mitos yang berkembang di masyarakat selama ini, dan mengidentifikasi istilah angin duduk sebagai sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA).

Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof DR dr Teguh Santoso SpPD, dalam sebuah kesempatan di Jakarta, mengatakan, SSJKA ini memang mendadak. Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit lainnya.

Jadi, jika anda tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apapun termasuk berhubungan seks. Segeralah pergi ke rumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan gawat darurat jantung dan tidak boleh lebih dari 15 menit setelah serangan nyeri pertama.

Gejala SSJKA ialah muncul keluhan nyeri ditengah dada, seperti rasa ditekan, rasa diremas-remas, menjalar ke leher, lengan kiri dan kanan, serta ulu hati. Rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin.

Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu, serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag. Sumber masalah sesungguhnya, terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (asokonstriksi).

Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal:
1. Adanya timbunan lemak dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi
2. Penyumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus)
3. Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus
4. Infeksi pada pembuluh darah.

Penyempitan itu mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam jantung. Ketidakseimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut angina.

Hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK). Pada SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA angina terjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istrahat. Sebaiknya anda waspada terhadap keluhan angin ini.

Solusinya dengan melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan supplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium antagonis.

Kepada sebuah media, Ahli jantung RS Jantung Harapan Kita dr Santoso Karo-Karo MPH, SpJp pernah menyarankan agar penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki gangguan jantung, sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun ia pergi.

Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang dicari adalah aspirin. Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, juga bisa melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet (sel pembeku darah). (sumber)