Friday, August 30, 2013

Perempuan di Seluruh Dunia Masih Menjadi Nomor Dua

KOMPAS.com - Perempuan di berbagai belahan dunia ternyata mengalami masalah yang sama. Secara kultural, perempuan masih dinomorduakan. Bahkan di negara maju sekalipun, seperti Amerika Serikat, perempuan tak selalu mendapatkan prioritas, termasuk dalam pendidikan. Selain itu, dalam karier perempuan muda juga cenderung tidak berambisi bahkan memiliki kepercayaan diri rendah. Hal ini juga dialami perempuan di Amerika Serikat.

Presiden Webster University, St Louis, Amerika Serikat, Dr Elizabeth J Stroble (profesor Beth) mengatakan anak perempuan tak selalu mendapatkan kesempatan atas pendidikan, karena faktor kultural. Bahkan hal semacam ini masih terjadi di Amerika Serikat.

"Anak perempuan tak harus kuliah, ini juga terjadi di Amerika Serikat, padahal kuliah adalah kunci. Tanpa pendidikan perempuan tidak bisa produktif," ungkapnya saat ditemui Kompas Female di Hotel Kempinski Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut profesor Beth, perempuan di mana pun semestinya mendapatkan hak yang setara atas pendidikan karena perempuan punya peran penting. Karena dengan berpendidikan, perempuan bisa lebih produktif. Kalau perempuan memiliki produktivitas tinggi, ia akan menghasilkan pendapatan, kemudian menjadi pendidik juga lebih mampu meningkatkan kesehatan.

Mengenai pentingnya peran perempuan dalam berbagai bidang, profesor Beth mengutip sebuah pepatah, "Kalau mengedukasi seorang pria, Anda mengedukasi individual. Tapi kalau Anda mengedukasi perempuan, Anda sedang mengedukasi bangsa."

Lantaran dinomorduakan, profesor Beth mengatakan jumlah pria masih mendominasi universitas. Alhasil, kesempatan yang terbuka luas dalam karier dan berbagai hal, tak bisa dinikmati oleh perempuan karena akses terhadap pendidikan masih belum seleluasa pria.

"Perempuan masih dikaitkan dengan peran pengasuhan anak dan rumah tangga," ungkap profesor Beth.

Salah satu dampak dari hal ini adalah, perempuan muda yang berpendidikan sekali pun serta memiliki karier, tidak memiliki ambisi dalam kariernya dan kurang percaya diri. Akibatnya, tak banyak perempuan yang bisa menempati posisi tertinggi dalam karier.

Agar perempuan tak lagi menjadi nomor dua, pendidikan menjadi kuncinya. Selain itu, profesor Beth mengatakan, penting bagi perempuan untuk juga memiliki mental entrepreneurship.

"Jika di pedesaan, mental entrepreneurship berkaitan dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Namun untuk kota besar, mental entrepreneurship perlu dimiliki agar mampu mencari kesempatan dan memaksimalkan talenta yang dimilikinya untuk mendapatkan kesempatan tersebut sehingga memiliki kemampuan untuk menentukan masa depan," jelasnya.

Agar perempuan mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan, dan menjadi setara, profesor Beth menyarankan, "Raih pendidikan! Dan kelilingi diri Anda dengan orang-orang, perempuan dan laki-laki yang peduli akan keadilan. Perempuan harus bekerjasama dengan pria untuk sukses, karena perempuan dan pria harus hidup bersama secara seimbang dan memiliki hubungan yang adil."

Profesor Beth menambahkan, untuk sukses perempuan juga jangan pernah menyimpan prasangka buruk. Fokus pada kekuatan dan memahami perbedaan akan membuat perempuan justru semakin kuat.

Editor :

Wawa


http://female.kompas.com/read/xml/2013/08/30/1702252/.Perempuan.di.Seluruh.Dunia.Masih.Menjadi.Nomor.Dua