Sebagaimana telah dijelaskan, surat ini dinamakan dengan Al Ahzaab terkait dengan banyaknya golongan yang muncul dari luar dan dalam Madinah. Tidak diragukan lagi, bahwa mendamaikan kelompok-kelompok yang muncul dari dalam dan menguasai mereka sangat sulit dibandingkan dengan kelompok-kelompok yang muncul dari luar, Allah binasakan dengan angin yang dikirimkan kepada mereka.
"..lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya" (Al Ahzaab: 9)
Sementara itu, untuk kelompok atau golongan yang datang dari dalam, seandainya berhasil didamaikan (disatukan), akan memperkuat umat sehingga memiliki peradaban yang kuat, seperti peradaban bangsa Saba yang akan dijelaskan pada surat berikutnya. Seakan korelasi antara dua surat (Al Ahzab dan Sabaa') berkisar pada risalah sebagai berikut: 'Wahai golongan-golongan yang ada di dalam, bersatulah dan berserahdirilah kalian semua kepada Allah, karena persatuan dan penyerahan diri secara penuh kepada Allah Ta'ala merupakan jalan menuju keabadian semua peradaban.
-SURAT SABAA'-
KEPASRAHAN PERADABAN KEPADA ALLAH
Surat Sabaa' termasuk surat yang menjelaskan tentang ketinggian suatu peradaban, seperti halnya surat An Naml. Hanya saja surat Sabaa' datang sebagai penyempurna bagi surat An Naml terkait makna di dalamnya. Sementara itu, surat An Naml menjelaskan tentang pilar-pilar suatu peradaban, mulai dari ilmu, ketinggian teknologi, dan manajemen. Surat Sabaa' datang untuk menanyakan kepada siapa saja yang hendak membangun umat, berikut peradabannya. 'Berdasarkan apakah peradaban ini berdiri?' Sasaran (tujuan) surat ini adalah mengenai perlunya peradaban bagi keimanan.
Surat ini berbicara tentang dua gambaran peradaban yang kontradiktif, yaitu peradaban yang dilandaskan atas keimanan dan penyerahan diri kepada Allah. Itulah peradaban Nabi Daud dan Sulaiman AS. Peradaban maksiat yang keluar dari jalan Allah, itulah peradaban bangsa Sabaa'.
Kedatangan surat ini menurut tertib atau susunan dalam mushaf diseburkan setelah surat Al Ahzaab. Hal ini memberikan isyarat, bahwa mendamaikan (memperbaiki) kelompok-kelompok yang muncul dari dalam dengan dasar keimanan merupakan jalan untuk membangun sebuah peradaban yang kuat....
Isyarat ini, segala puji bagi Allah, dengan amat baik dibahasakan oleh ustadzuna DR Muhammad Mursi, Al Hafiizh kepada rakyat Mesir dengan Lugas namun menuai berbagai pujian dan semangat revolusi.
Allah, jadikan kami semua,termasuk yang menanti setia janji kemenangan dari-Mu... Allah kuatkan kami...
:::
Saya tidak mungkin berdiri dihadapan anda sekalian kecuali berkat rahmat Allah SWT
Terima kasih dan penghormatan kepada syuhada dan luka-luka teriring doa atas jasa mereka yang telah membukakan pintu
Terima kasih kepada masyarakat Mesir dan militer yang saya cinta. Tidak ada yang mengetahui dalamnya cinta kecuali Allah SWT
Terima kasih kepada hakim Mesir yang tengah mengawasi dan melancarkan pemilu
Dalam pidato Morsi menyebut provinsi-provinsi yang tidak mendapat perhatian dari Mubarak selama 30 tahun
Para buruh, sopir bus, masinis, pengemudi bajaj, para pelajar, semuanya adalah keluarga saya. Saya tidak akan membeda-bedakan
Mari kita melanjutkan perjalanan, agar semua tuntutan revoluasi tercapai
Dahulu kita selalu bertanya-tanya:kapan rakyat akan menjadi sumber kekuasaan sebagaimana di negara lain? Sekarang, Anda sekalian adalah penguasa
Rakyat dan penguasa sama di depan hukum
Saya tidak memiliki hak. Semua yang saya punya hanyalah kewajiban
Apabila saya tidak melaksanakan semua janji-janji saya, maka janganlah patuhi saya
Wa'tashimu bihablillahi jami'an wa laa tafarraqu. Shadaqallahul Adzim
Mari bersama-sama kita pikul proyek kebangkitan. Demi masa depan Mesir
Kita semua bangsa Mesir, Muslim maupun Kristen, kita semua pelaku peradaban
Saya akan menjaga semua perjanjian dengan semua negara. Saling menghargai. Saya tidak izinkan intervensi asing
Ketahuilah semuanya, bahwa semua keputusan Mesir tergantung pada keinginan rakyatnya
Saya paham bahwa kita semua dalam kondisi yang sulit. Tapi dengan taufik Allah kita akan melewati semua ini.
Saya tidak akan menghianati kalian semua. Wattaqu yauman turjauuna fihii ilallahi
Semua orang melihat itu jauh. Tapi kita memandang semua itu dekat.