Friday, February 4, 2011

Makanan mempengaruhi keadaan emosi manusia

Akhirnya, sebuah studi menjelaskan bahwa jenis makanan mempengaruhi keadaan emosi manusia dan sebagian makanan yang diolah dapat mengakibatkan penyakit.

Pada zaman modern ini, para ilmuwan mulai menemukan cara-cara baru pengolahan makanan, dan pola makan yang diikuti banyak orang telah berubah. Para ilmuwan belum menyadari bahwa pola-pola baru tsb akan membahayakan manusia karena persentase penyakit fisik dan psikologis telah meningkat akibat dari makanan-makanan yang diolah.



Namun, jika kita kembali pada Alquran, kita akan mendapati perintah ilahi untuk memakan makanan yang halal yang telah Allah ciptakan untuk kita. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (Al-Baqarah: 172). Itu sebabnya, para ilmuwan menegaskan bahwa jenis makanan terbaik adalah makanan yang alami sebelum tangan manusia meracuninya.

Sebuah studi, yang dilakukan oleh tim riset di College London, menyimpulkan bahwa kemungkinan adanya hubungan antara depresi dan makanan-makanan yang diolah karena orang-orang yang mengonsumsi banyak sayuran, buah, dan ikan kurang mengalami depresi.

Tim yang melakukan penelitian ini berkata bahwa inilah pertama kalinya hubungan depresi dan diet tengah diamati di Britania. Data diet 3500 orang paruh baya dikaji dan dibandingkan dengan kasus depresi setelah lima tahun dipublikasikan di Jurnal Psikiater Britania (British Journal of Psychiatry). Orang-orang yang diikutsertakan dalam studi ini dikelompokkan menjadi dua grup: grup pertama diet bergantung pada sayuran, buah, dan ikan, dan grup kedua diet bergantung pada makanan-makanan yang diolah dan makanan berlemak.

Studi ini menunjukkan bahwa tingkat depresi orang-orang yang lebih banyak mengonsumsi makanan alami 26% lebih rendah daripada orang-orang yang memakan makanan olahan seperti mortadella (sejenis daging mirip daging kebab), hamburger, dan kudapan, dengan kata lain, tingkat depresi orang-orang yang memakan makanan olahan 58% lebih tinggi daripada orang-orang yang kurang sering mengonsumsi makanan jenis ini.      

Para ilmuwan mengatakan bahwa ada penelitian yang menyimpulkan bahwa orang-orang yang mengikuti diet Mediterania kurang mengalami depresi, dan ada pula penelitian-penelitian yang menghubungkan jenis diet dan penyakit-penyakit manusia.

Jangan memakan makanan olahan dan kudapan! Inilah nasihat terbaru yang diberikan oleh para ahli nutrisi. Studi membuktikan bahwa makanan daging kaleng dan makanan yang berisi bahan pengawet dan makanan siap saji (seperti hamburger, dll) memiliki dampak yang membahayakan bagi keadaan emosi seseorang, maka jika Anda ingin menikmati stabilitas emosi dan ketenangan, memiliki kesehatan fisik dan hidup lebih lama, Anda harus menjauhi makanan-makanan ini.

Pesan untuk Para Doktor (Ilmuwan) Muslim

Salam hormat hamba yang dicintai Allah! Para ilmuwan non-Muslim tidak mempunyai dasar yang kuat untuk mengacu pada eksperimen-eksperimen mereka, oleh sebab itu, Anda melihat bahwa banyak teori berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Apa yang membedakan kita sebagai Muslim adalah bahwa kita punya kitab suci (Alquran) yang menjelaskan segalanya dan Allah Maha Besar telah menjelaskan kepada kita banyak hal yang berkaitan dengan kesehatan fisik dan emosi.

Banyak studi ilmiah menjelaskan bahwa jenis-jenis makanan terbaik adalah makanan-makanan yang diciptakan oleh Allah di alam ini, khususnya buah, sereal, dan daging. Para ilmuwan berkata bahwa orang yang berkonsentrasi pada buah dalam program dietnya lebih mampu mengendalikan tekanan emosi dan lebih tenang, maka dari itu, sebagian peneliti menyarankan asupan makanan yang lebih besar sebagai obat untuk mengendalikan stres! Jadi, kita harus bersyukur kepada Allah atas rahmat-Nya sebagaimana firman-Nya: “Dan Allah telah meratakan bumi dengan makhluk(Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu (jin maupun manusia) dustakan?” (Ar-Rahman: 10-13).   

Penulis ingin menyarankan ilmuwan-ilmuwan Muslim untuk cobalah melakukan eksperimen-eksperimen untuk membuktikan ke seluruh dunia kebenaran agama yang besar ini:

Buktikan bahwa orang yang bergantung pada diet yang Islami lebih sehat daripada yang lainnya. Ini berarti melakukan eksperimen pada orang Muslim yang tidak makan babi dan memakan daging yang disembelih dengan cara Islami dan di sisi lain lakukanlah eksperimen pada orang non-Muslim yang tidak menerapkan aturan-aturan ini.
Buktikanlah bahwa orang-orang yang lebih banyak makan kurma, madu, dan minyak zaitun—makanan-makanan pokok yang disebutkan dalam Alquran—lebih sehat daripada rata-rata manusia yang tidak menerapkan sistem makanan ini. Dan bahwa makanan ini mempengaruhi keadaan emosi seseorang menjadi lebih stabil.    
Buktikanlah bahwa orang yang makan dengan tangan kanan dan menyebut nama Allah akan lebih sehat daripada orang yang tidak menyebut nama Allah atau sekadar makan dengan tangan kanan.

Sebagai seorang Muslim, penulis yakin bahwa makanan-makanan yang disebutkan dalam Alquran: zaitun,  buah ara (fig), kurma, anggur, delima (pomegranate), madu... semuanya memastikan Anda stabilitas emosi dan membuat sistem kekebalan tubuh Anda lebih tahan pada penyakit, terutama penyakit jantung dan kanker. Dan Alquran menekankan pentingnya makanan yang alami, oleh karena itu, Allah Maha Besar berfirman: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya menyembah” (An-Nahl: 114).

Ini adalah eksperimen yang mudah dan terbuka tetapi membutuhkan kesabaran dan keahlian khusus, dan sesungguhnya, saudara-saudara tercinta, bahwa seandainya kita punya pusat penelitian, kita akan segera menerapkan ribuan eksperimen Islami yang diabaikan oleh para ilmuwan barat, yakni eksperimen yang dikembangkan dari Alquran dan Sunnah. Kita berharap bahwa eksperimen tsb akan menjadi alat untuk menunjukkan kebesaran agama Islam, juga menunjukkan keajaiban-keajaiban Alquran.

Kita meminta kepada Allah, untuk menaklukkan, untuk melakukan pekerjaan tsb, orang-orang yang Dia cintai dan sepakati, Dia mampu menanggapi kita sebagaimana firman-Nya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.” (Fushshilat: 53-54)