Sunday, February 27, 2011

Gara-gara Janggut, Pengangkatan PM Mesir Dituduh Ideologis



Lihatlah Perdana Menteri Mesir yang baru, Hisham Qandil. Perdana Menteri termuda dalam sejarah Mesir itu berjanggut dan tidak berkumis. Gara-gara itulah, sebagaian kalangan menuduh Presiden Mursi memilih Qandil karena alasan ideologis.

Mereka berpendapat, Mursi yang telah berjanji akan merangkul semua kelompok dalam pemerintahannya, memilih Qandil karena ideologi yang tercermin pada janggutnya. Mereka pun menuduh Mursi mengesampingkan tokoh-tokoh yang dipercaya lebih mampu menjadi perdana menteri, seperti penerima Nobel Mohamed ElBaradei dan tokoh politik Ahmed Zewail.

Juru kampanye Ahmad Shafiq, Ahmad Sarhan, menuliskan kekesalannya, “Pelajaran yang dipetik: tumbuhkan janggut!” Seakan ingin mengatakan bahwa jika ingin menjabat dalam pemerintahan yang dipimpin tokoh Islam, maka caranya mudah saja yaitu asal memiliki janggut.

Sementara itu, Hamdy Ibrahim mengomentari keputusan Mursi dengan menulis sindiran di twitter. “Hanya di Mesir, memiliki janggut lebih baik daripada memenangi Nobel,” tulisnya seperti dikutip BBC, Kamis (26/7).

Sebaliknya, banyak pihak yang menilai keputusan Mursi mengangkat Hisham Qandil menjadi Perdana Menteri, Selasa (24/7) lalu, merupakan upaya pembenahan pemerintahan. Teknokrat lulusan Amerika Serikat (AS) yang tidak pernah berafiliasi dengan partai politik itu tercatat sebagai Perdana Menteri termuda dalam sejarah Mesir. Qandil bergabung dalam pemerintahan Mesir dan menjadi Menteri Irigasi sejak Husni Mubarak digulingkan, Februari 2011 lalu. Selain itu, Qandil memegang berbagai jabatan sektor publik dalam masalah air dan teknik serta dalam bidang keuangan. Ia juga menjadi manajer senior di Bank Pembangunan Afrika sebelum memimpin Sektor Perairan Nil Mesir.

Menurut juru bicara Mursi, pengangkatan mantan Menteri Irigasi itu dilakukan setelah melalui banyak studi.