Thursday, January 1, 2009

Lahir Prematur Berisiko Tidak Subur

Lahir Prematur Berisiko Tidak Subur - Resiko kematian tidak hanya mengancam bayi lahir prematur, ketidaksuburan juga bisa dialami saat dia dewasa kelak. Apa penyebabnya?

Sebuah penelitian yang melibatkan 1,2 juta kelahiran dalam jangka waktu lama di Norwegia menghasilkan temuan signifikan. Sebuah pertanyaan muncul, bagaimana memperkecil risiko pada bayi lahir prematur yang berhasil diselamatkan oleh pengobatan modern.

Bermacam-macam obat dan metode terapi terbaru yang digunakan secara luas sejak awal 1990-an telah menyelamatkan sejumlah kecil dengan sakit yang lebih parah. Padahal, bayi-bayi yang lahir dalam beberapa tahun terakhir penelitian, rata-rata lebih sehat.

Pemimpin penelitian dari Duke University Medical Center Dr Geeta Swamy mempertanyakan, apakah pengobatan modern meningkatkan kemampuan bayi untuk bertahan. "Dengan risiko masalah kesehatan yang signifikan sepanjang hidupnya," kata Swamy, seperti dilaporkan Associated Press, awal minggu ini.

Resiko Lahir Prematur

Sebagian besar bayi lahir prematur tumbuh dengan kesehatan yang baik dan fungsi reproduksi yang normal. Namun, para peneliti menemukan terjadinya peningkatan risiko dibandingkan dengan bayi prematur yang lahir mulai 1967-1988. Ditemukan juga bahwa kondisi terbanyak yang dialami bayi prematur adalah masalah lambung, cacat, gangguan mental, dan terlambatnya usia sekolah.

Angka rata-rata kelahiran prematur di Amerika Serikat meningkat sepanjang dua puluh tahun terakhir. Puncaknya, pemerintah menduga 12,8 persen dari angka kelahiran pada 2006. Lebih dari 540.000 bayi dilahirkan secara prematur pada 2006. Sebagai perbandingan, angka kelahiran premature di Noorwegia pada tahun yang sama hanya sekitar 7 persen.

Terapi kesuburan yang memperbesar kemungkinan kelahiran kembar dan usia ibu melahirkan yang lebih tua diduga menjadi penyebab dari peningkatan angka kelahiran prematur. "Di Amerika Serikat ada kecenderungan epidemik terhadap kelahiran sebelum waktunya. Pencegahannya menjadi sangat penting," ujar Dr Alan Fleischman dari Direktur Medis March of Dimes, organisasi nirlaba yang gencar menggaungkan pencegahan kelahiran prematur.

Fleischman mengatakan, usaha pencegahan termasuk terapi hormon bagi wanita yang pernah mengalami kelahiran prematur, menghindari kelahiran dengan induksi kecuali jika dengan alasan medis dan mengurangi jumlah embrio yang ditanamkan pada satu waktu saat terapi kesuburan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association itu mengungkapkan, lebih dari 60.000 anak asal Norwegia dilahirkan secara prematur. Sekitar 5 persen dari keseluruhan angka kelahiran, termasuk anak yang dilahirkan hanya satu.

Seperti yang sudah diduga, bayi yang lahir lebih awal akan cenderung meninggal pada tahun pertama setelah lahir dibandingkan bayi yang lahir normal. Secara mengejutkan, peningkatan risiko kematian tetap ada sejalan dengan bertambahnya umur mereka.
Bayi yang lahir 5-9 minggu lebih cepat, yaitu kehamilan 28-32 minggu menunjukkan risiko kematian dua kali lebih tinggi, dibandingkan dengan bayi yang lahir normal.

Ketika dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap bayi laki-laki dan perempuan secara terpisah, para peneliti menemukan bahwa adanya hubungan yang kuat antara bayilaki-lakiyanglahirprematur dan angkat kematian yang tinggi pada saat anak-anak.
Penyebab dari kematian masa anak-anak tersebut masih dianalisa. Swamy menuturkan, hal tersebut dipengaruhi oleh dampak dari proses kelahiran dan kanker.

Pada orang dewasa, ditemukan hal lain. Kelahiran prematur dihubungkan dengan rendahnya tingkat pendidikan dan semakin banyaknya dialami ketidaksuburan pria dan wanita. Hal itu diteliti dari 580.000 kelahiran mulai tahun 1967-1976. Para wanita yang lahir secara prematur memiliki risiko yang lebih tinggi. (sumber)