"Irfa' ra'suka! (Tegakkan kepalamu!)," demikian tulisan yang tertera pada sebuah poster besar di sebuah sudut kota Gaza.
Abu Muslim, seorang mahasiswa Universitas Islam Gaza menceritakan, saat tersiar kabar roket M75 berhasil menghantam Tel-Aviv dan al-Quds semua orang bergembira dan bertakbir. Masjid-masjid juga ikut menyiarkan kabar itu lewat pengeras suara di menara-menaranya.
"Mereka dalam euforia," kata mahasiwa jurusan syariah ini.
Dua hari setelah roket M75 menghantam Tel Aviv, radio-radio lokal ramai menyiarkan nasyid berjudul "Udhrub Udhrub Tal Abib" (Hajar-hajar Tel Aviv). Nasyid yang dilantunkan dengan gaya mars ini juga tampak disukai anak-anak Jalur Gaza.
Tim hidayatullah.com dan Sahabat Alaqsha sempat menanyakan kepada anak-anak Gaza, apakah mereka takut pada peperangan 8 hari bulan November lalu. Mereka menjawab, "Tidak!"
Seorang ibu bercerita, ketika anaknya melihat sebuah roket "made in Gaza" M75 meluncur ke wilayah Zionis anaknya malah melambaikan tangan ke roket tersebut dan berkata, "ma-a salamah ya sarukh! (selamat jalan wahai roket)."
****
Namun, warga juga diimbau agar tidak larut dalam pembicaraan tentang roket dan kemenangan perang 8 hari melawan Zionis saja.
Yusuf Lisyrafi, anggota parlemen Palestina di Gaza, dalam khutbah Jum'atnya di Masjid Jami' Umari al-Kabir di Jabaliya al-Balad mengajar rakyat Gaza untuk juga ramai membicarakan ilmu-ilmu agama.
"Mana pembicaraan tentang al-Qur'an, mana pembicaraan tentang memakmurkan masjid," katanya di masjid yang berlokasi di daerah lahirnya Intifadah pertama di Palestina itu.
Yusuf Lisyrafi juga menghimbau rakyat Gaza untuk aktif membatu rakyat Suriah yang saat ini masih berjuang melawan rezim Syiah Basyar Assad.
Khususnya peduli terhadap nasib para pengunggsi Palestina di Suriah yang juga menjadi korban serangan kejam Basyar Assad.*