Sunday, February 20, 2011

Beranda » Seorang Jurnalis: PKS di Pusaran Konspirasi

Seorang Jurnalis: PKS di Pusaran Konspirasi

Masih ingat dengan rencana Misbakhun dkk melaporkan kasus Century ke Mahkamah Internasional? Coba Anda tulis keyword “misbakhun century komnas ham pbb”, maka Anda akan mendapatkan sekitar 8.780 hasil temuan dalam waktu 0.28 detik.

Salah satu situs yang melaporkan berita itu adalah situs www.aktual.co per tanggal 1 Aug 2012 pada pukul 19:30 WIB. Dalam tulisan tersebut, Misbakhun bersama Petisi 28 dan Gerakan Indonesia Bersih (GIB) menggelar dialog pertemuan. Hasilnya adalah rencana mantan anggota DPR/tim century itu, yang akan melaporkan SBY ke Komnas HAM PBB karena tindakan kriminalisasi terhadap dirinya terkait kasus Century.
Tentu saja tindakan Misbakhun ini menggusarkan Istana. Misbakhun yang menjadi anggota DPR Fraksi PKS, tentu melawan. Di lain pihak, dia adalah inisiator Hak Angket Century yang kemudian terjerat kasus Letter of Credit fiktif atau pemalsuan dokumen pencairan kredit pembiayaan perdagangan pada Bank Century.

Proses pengadilannya pun menjadi perhatian banyak pihak. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis Misbakhun 1 tahun penjara pada November 2010. Dalam proses banding, hukumannya diperberat menjadi 2 tahun. Di tahap kasasi, MA menguatkan putusan banding. Pada 5 Juli tahun lalu, MA mengabulkan peninjauan kembali Misbakhun. Di level terakhir, dia dibebaskan Mahkamah Agung dari semua tuduhan pidana yang diarahkan padanya.

Setelah dinyatakan bebas, Misbakhun melakukan perlawanan dengan menginternasionalisasikan kasus Century. Hanya beberapa bulan dari rencana Misbakhun membawa kasus Century ke Komnas HAM PBB, Luthfi Hasan Ishak (mantan Presiden PKS) dicokok KPK dengan tuduhan suap impor daging sapi. Aroma tidak sedap menyeruak karena proses penangkapan ini melibatkan Ahmad Fathana, yang disebut-sebut sebagai orang dekat LHI.

Adakah kaitan antara rencana Misbakhun di atas dengan penangkapan LHI? Tentunya sangat sulit ditemukan bukti mengaitkan dua peristiwa tersebut. Namun, yang pasti Anis Matta yang kini menggantikan LHI, sempat melontarkan peluru panas dengan menyebut “Ada Konspirasi” yang diarahkan ke parpolnya. Entah siapa aktor-aktor konspirasi yang dimaksud Anis. Hanya dia dan Allah SWT yang tahu.

Konsolidasi Internal Partai

Anis Matta memilih untuk roadshow ke daerah menenangkan massa PKS, ketimbang sibuk dengan perlawanan politik. Meski kata “Konspirasi” membuat gaduh politik di dunia maya dan nyata, Anis tidak melanjutkan manuver politik tersebut.

PKS dengan slogan “bersih dan peduli” tentu sudah mafhum dengan politik negeri ini yang selalu diwarnai dengan saling jegal. Anis yang sudah berpengalaman dalam perpolitikan di dalam negeri, memilih “uzlah” ke daerah. Setelah melakukan konsolidasi di Bali, Anis kemudian terbang ke berbagai daerah. Agendanya hanya satu, yakni konsolidasi internal parpol.

Di Jawa Barat, Anis Matta bahkan menjadi juru kampanye pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi Muradz-Fahmi. Sebagai orator ulung, Anis menyatakan masyarakat akan tetap mendukung PKS meski partai ini tersandung kasus suap impor sapi. Kesibukan Sang Presiden tentu bertambah dengan banyaknya agenda pemilukada yang harus diperjuangkan kader-kader PKS.

Ada dua pemilu kepala daerah yang harus dijalani PKS, yakni pemilukada Jawa Barat dan Sumatera Utara. Untuk wilayah Jawa Barat, jago PKS adalah Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar. Sementara untuk Sumatera Utara adalah Gatot Pudjonugroho dan Tengku Erry Nuradi.

Pilihan Anis Matta untuk tidak melanjutkan perlawanan dengan “konspirasi” menunjukkan kematangan politiknya. Massa di daerah tentunya menunggu gebrakan baru Sang Presiden, akan dibawa kemana partai kader tarbiyah ini.

Fadil Zein