Sunday, February 6, 2011

Beranda » Mereka Juga Berpayah...

Mereka Juga Berpayah...

Sesungguhnya pertempuran antara haq dan bathil akan terus terjadi. Ketahuilah, Allah tidak akan memberikan kesempatan kepada pembathil untuk memenangkannya, kecuali para prajurit haq menyerah dan berhenti bertarung. Pada akhirnya bathil yang akan kalah dan lenyap selenyap-lenyapnya, tanpa bekas. Innal bathila kana zahuqa.

            Pernahkah mendengar kisah tentang Abu Jahal si Bapak Kejahiliahan? Atau Abu Lahab yang tangannya telah terbelenggu dalam kecelakaan karena menghina Sang Rasul? Mereka adalah sosok pekerja keras, aktivis kebathilan. Kecerdikan tipu muslihat mereka luar biasa, konspirasi penghancuran mereka begitu hebat.

Atau pernahkah terdengar kisah tentang tentara salib? Ya, pasukan yang berusaha memporak-porandakan islam dan kaum muslimin. Juga tentang pasukan zionis yang kini ada di sekeliling Al-Aqsha.

Kisah mereka cukup menjadi ibroh bagi semangat kita, tandingan bagi keluhan-keluhan kita. Sadarkah Engkau bahwa mereka adalah pejuang kebathilan, berdiri diatas syirik dan jahiliah. Tapi, Abu Jahal bersedia gugur di medan Badar. Pasukan salib itu telah kehilangan ribuan personilnya, begitu juga Zionis. Mereka berkorban sangat banyak. Walau atas nama kehancuran dan kehinaan. Mereka juga berpayah.

Lalu, kita yang mengaku bercita untuk tauhid dan kesejahteraan takut untuk lelah yang belum seberapa?

Mereka yang berperang untuk Latta dan Uzza sanggup meregang nyawa, untuk batu yang tidak bisa bicara itu. Mereka yang berjuang atas nama Salib dan Zionis rela kehilangan begitu banyak, harta, tenaga, waktu bahkan hidupnya.

Sementara kita, yang mengaku tentara kebenaran hanya bekerja sedikit, berkorban tidak seberapa dan berkata ‘lelah’, lalu menyerah?

Apakah mereka yang berjuang untuk kesyirikan dan kekufuran lebih pantas berkorban daripada yang mengumandangkan tauhid dan iman?

Apakah mereka yang berjuang untuk selain Allah lebih pantas untuk menang? Ataukah yang berjuang untuk menghilangkan fitnah dan agar agama ini hanya milik Allah?

oleh Ridho Al Banna