Friday, February 18, 2011

Beranda » 5 Tokoh Mitologi Wanita Misterius di Dunia

5 Tokoh Mitologi Wanita Misterius di Dunia

1. Nukekubi
(抜首 ditulis dalam aksara Cina, bermakna leher yang bisa dilepas?, juga ditulis dalam aksara Hiragana sebagai "ぬけくび" atau dalam Katakana adalah "ヌケクビ" [namun masih dibaca sebagai "Nukekubi"]) adalah yōkai (monster) dalam cerita rakyat Jepang. Pada siang hari, nukekubi berwujud manusia biasa. Pada malam hari, kepala mereka terlepas dan terbang utnuk mencari mangsa berupa manusia. Setelah menemukan korban, kepala ini akan menjerit lalu menggigit korbannya.
Sementara kepalanya terlepas, tubuh nukekubi menjadi benda mati. Dalam beberapa legenda, ini merupakan salah satu kelemahan nukekubi; jika kepala nukekubi tak bisa menemukan badannyanya sampai matahari terbit, maka nukekubi itu akan mati.
Pada siang hari, nukekubi berusaha membaur dalam masyarakat. Tekadang mereka hidup berkelompok, berpura-pura sebagai suatu keluarga. Satu-satunya ciri nukekubi adalah adanya garis merah di lehernya yang merupakan tempat terlepasnya kepalanya, dan nukekubi sering menyembunyikan tanda ini.
Dalam karyanya yang berjudul Kwaidan, Lafcadio Hearn salah mengidentifikasikan nukekubi sebagai Rokuro-Kubi, sebuah kesalahan yang juga muncul dalam buku fantasi aksi, Sword of the Samurai, dan dalam novel The Art of Arrow-Cutting karangan Stephen Dedman. Rokuro-kubi mirip dengan Nukekubi namun merupakan makhluk yang berbeda; Rokuro-kubi tidak melepaskan kepalanya melainkan memanjangkan lehernya.
Nukekubi juga muncul dalam komik Hellboy tahun 1998 berjudul Heads. Tujuh nukekubi muncul dalam film animasi Hellboy: Sword of Storms

2. Aswang
 Aswang (Asuwang) adalah makhluk mirip vampir dalam mitologi Filipina. Penjajah dari Spanyol menyebutkan bahwa aswang adalah makhluk yang paling ditakuti oleh rakyat Filipina.[1] Mitos aswang dikenal di seluruh wilayah Filipina, kecuali di daerah Ilocos.[2] Mitos ini sangat populer di daerah-daerah Visaya barat seperti Capiz, Iloilo dan Antique. Beberapa nama regional untuk aswang adalah "tik-tik", "wak-wak" dan "soc-soc". Aswang kadang-kadang digambarkan sebagai campuran vampir dan penyihir dan hampir selalu berwujud perempuan. Mereka kadang-kadang diceritakan sebagai monster dengan sayap yang mengepak keras.

3. Penanggalan
 
Hantu Penanggalan atau juga dikenali sebagai hantu tengelong di negeri Kedah atau Balan-balan di Sabah, merujuk kepada seseorang, biasanya wanita, yang menuntut ilmu hitam bagi sesuatu kepentingan. Mereka yang menuntut ilmu ini mampu menceraikan kepala dengan badan mereka dan kepala mereka mampu terbang dengan tali perut terurai-urai. Darah yang menitik dari tali perut mereka dipercayai berbisa dan akan menyebabkan kudis kepada mereka yang terkena.
Mereka yang menuntut ilmu penangalan biasanya akan menyimpan setempayan cuka bagi memeram urat perut mereka agar kecut sebelum bercantum masuk kembali kedalam badan asal mereka. Dipercayai sekiranya tubuh mereka dijumpai orang dan diterbalikkan, kepala mereka akan bercantum secara terbalik, dengan itu rahsia mereka akan terbongkar.
Penangalan dipercayai suka darah perempuan yang bersalin, dan sekiranya mereka menghisap darah tersebut, wanita bersalin itu akan mati akibat tumpah darah. Oleh itu, biasanya disekeliling rumah wanita bersalin (masa dahulu, rumah dibina bertiang), diletakkan sejenis daun yang berduri. Dipercayai penanggalan takut hendak mendekati rumah tersebut kerana bimbangkan tali perutnya tersangkut kepada duri tersebut.
Ketika penanggalan terbang, ia dipercayai berupa cahaya putih berkilauan, dari urat perut mereka yang terburai itu.





4. Arakhne
Dalam mitologi Romawi dan Yunani, Arakhne (play /əˈrækn/) adalah seorang perempuan yang sangat ahli dalam menenun. Arakhne menolak jika disebut bahwa kemampuannya merupakan berkah dari para dewa, dia bahkan merasa lebih lihai daripada Minerva (Athena), dewi tenun. Minerva marah dan akibatnya Arakhne ditantang dalam suatu lomba menenun. Menurut Ovidius,[1] dalam lomba itu hasil tenunan Arakhne lebih bagus, selain itu tenunan Arakhne menggambarkan kisah-kisah para dewa yang memperkosa manusia. Hal ini membuat Minerva marah dan merobek permadani hasil tenunan Arakhne dan mengubah Arakhne menjadi laba-laba, seekor hewan yang terus-menerus menenun.
 
5. Kuntilanak
adalah hantu yang dipercaya berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau wanita yang meninggal karena melahirkan dan anak tersebut belum sempat lahir. Nama "puntianak" merupakan singkatan dari "perempuan mati beranak"[1]. Mitos ini mirip dengan mitos hantu langsuir yang dikenal di Asia Tenggara, terutama di nusantara Indonesia. Mitos hantu kuntilanak sejak dahulu juga telah menjadi mitos yang umum di Malaysia setelah dibawa oleh imigran-imigran dari nusantara.
Umumnya, kuntilanak digambarkan sebagai wanita cantik berambut panjang dan berbaju panjang warna putih. Dalam cerita rakyat Melayu, sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik dengan punggung berlubang. Kuntilanak digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas. Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja. Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang sunyi. Oleh karena itu, cerita ini kemungkinan bertujuan menghindari golongan wanita daripada diganggu oleh pemuda-pemuda yang takut akan Kuntilanak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi. Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.
Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda tidak memiliki lubang di punggung. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana deskripsi di atas disebut Sundel Bolong. Kuntilanak konon juga menyukai pohon tertentu sebagai tempat "bersemayam", misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut "waru doyong").


sumber : wikipedia